Selasa, 18 Oktober 2016

Melintasi Oblong Dome

Oblong Dome
Barisan pegunungan di sisi barat kabupaten Kulon Progo merupakan bagian dari geomorfologi zona Jawa Tengah bagian selatan yang berupa bentangan berbentuk Plato (Plateau) dengan perkiraan panjang 32 kilometer dari selatan ke arah utara dan lebar barat ke timur bisa mencapai 20 kilometer. Plato yang luas ini di kenal dengan nama Plato Jonggrangan. Oleh Van Bemellen (1948) Plato ini diberi nama Oblong Dome. Kemiringan lereng rata-rata 15 derajat sampai 16 derajat dengan variasi ketinggian antara 100 - 1200 meter.  Daerah ini sekarang menjelma menjadi Kecamatan Kokap, Girimulya dan Samigaluh. Lintasan Kokap - Girimulya sengaja tidak kami lalui karena berdasar peta lintasan yang menantang adalah trek Samigaluh - Kebun Teh - Puncak Suralaya yang trek jalannya berada di puncak pegunungan dan turun ke Ancol Kalibawang. Di daerah inilah kami melintas, jalan menanjak-berkelok-menurun dan rusak parah saat menuju puncak Suralaya dari kebun teh di Nglinggo, Samigaluh.
Sehari sebelumnya trek jalan di Oblong Dome ini sudah kami pelajari. Pemilihan menggunakan motor besar dan berat kami singkirkan. Memilih motor kecil dan ringan antara 100 - 150 cc lebih masuk akal. Akhirnya dua motor, Matic 150 cc dan  Cub 110 cc meluncur dan hari itu cuaca cerah berangin motor bisa dipacu sampai 70 - 80 km/jam setelah lepas dari Godean melintasi jalan mulus di antara persawahan menuju Desa Wisata Nglinggo.

Jalur berangkat melalui Godean-Kalibawang-Samigaluh-Kebun Teh Nglinggo- Ancol Kalibawang dan kembali ke Godean

Jalur berangkat relatif mudah ditempuh, tantangan baru terasa ketika mulai dari Pasar Nglinggo dan naik ke Kebun Teh tapi masih bisa diatasi. Sampai di Kebun teh bisa beristirahat sambil memandangi lanskap yang menawan. Bahkan puncak gunung Slamet bisa dilihat dengan jelas.

Menuju puncak Gunung Jaran
Lanskap perkebunan teh
Gunung Manten, seperti gunung Kelir, berupa
singkapan batu gamping
Puncak gunung Slamet

Dari kebun teh terus menyusuri jalan utama bisa ditemukan sebuah Masjid di dusun Tritis yang letaknya persis di depan rumah dukuh Tritis.

Air di mesjid ini dingin
Warung dukuh Tritis

Berbekal keterangan dari penduduk, Puncak Suralaya hanya berjarak 4 km lagi, menurut Google Map jarak Kebun Teh Nglinggo - Suralaya 7 km, kemudian kami kesana. Terasa sekali motor matic tidak mempunyai engine brake ketika menuruni bukit tajam, berkelok dan panjang sehingga hanya mengandalkan rem. Itu menakutkan. Ketika memasuki area jalan yang rusak dan berbatu-batu lepas, sempat terpelanting tak terkendali. Kalau ada yang mau mencoba melintasi jalan dari kebun teh ke Suralaya dengan matic, not recomended saat ini karena jalan masih diperbaiki tambal sulam padahal trek-nya naik tajam, menurun tajam berbelok tajam, tepi jurang! Kecepatan yang bisa ditempuh sampai 20km/jam, jalan berstruktur batuan kerikil lepas, berpasir campur tanah, jangan berharap kalau motor di rem akan berhenti tapi malah selip. Jadi harus pelan. Matic yang saya pakai pada saat melalui jalan menurun kalau di rem cenderung selip kekanan, cukup menguras tenaga! Setelah berjuang keras baru beberapa ratus meter sebelum Suralaya jalan lumayan baik.
Walau mendebarkan akhirnya sampai juga ke Suralaya. Inilah beberapa fotonya:

Lanskap yang menawan!
Sebelum berangkat ke Suralaya, nampang dulu!
Mampir ke petilasan Kawidodaren
Kawasan mistis antara Kebun Teh - Suralaya
Itu bukan sekedar Gasebo biasa tapi tempat meditasi
Puncak tertinggi di pegunungan Kulon Progo, tidak bisa
 melihat lanskap, pohon dan bangunan tidak tertata baik.

Pulang dari Suralaya ke Godean sempat mampir ke dusun Tonogoro tempat durian Menoreh dan embung buatan.

Icon buah Durian
Embung isi ikan air tawar

Lanskap yang menawan
Bersih menawan


Just Relax!