Gerhana Matahari total melintasi 12 provinsi mulai dari pulau Pagai selatan di Sumatera barat, Palembang di Sumatera selatan, Jambi, Bengkulu, Tanjung Pandan - Bangka Belitung, Palangkaraya Kalimantan Tengah, Balikpapan Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, Palu - Poso, Luwu -Sulawesi Tengah, Ternate, Maba di Maluku Utara, kemudian melintasi lautan Pasifik dan berakhir di sekitar Hawaii - Amerika Serikat.
Walaupun tidak semua provinsi bisa melihat Gerhana Matahari Total tanggal 9 Maret 2016 ini tetapi Indonesia adalah satu-satunya negara yang dapat menikmati Gerhana Matahari Total. Provinsi dan kota yang tidak dilewati gerhana itu diperkirakan hanya bisa melihat sampai maksimal 85% seperti di Yogyakarta, Medan 78%, Denpasar 77%, Makasar bisa sampai 89%, Jayapura 74%. Rata-rata untuk pulau Jawa hanya bisa menikmati sampai 70% saja.
Penasaran ingin mengabadikan gerhana itu dengan peralatan seadanya seperti alat penjejak cuaca, kamera seadanya tanpa filter sama sekali dan kamera smartphone yang semua lensanya dari plastik tidak mahal. Hasilnya unik!
Mengambil tempat 15 km dari puncak Gunung Merapi, suhu saat awal pengamatan tercatat 24*C, Humidity 83*, UV index: None, Wind speed: 3 Km/h, Cloud cover: 60%, Dew point: 23*, Pressure: 1,0009-8/mh dan Visibility: 8 Km.
Kondisi cukup ideal untuk memulai dan inilah hasilnya:
Miring |
Miring lebih besar |
"Modod" pada fase akhir |
Horor |
Kamera diarahkan langsung ke Matahari tanpa filter menghasilkan pantulan posisi Bulan menutup Matahari seperti gambar dibawah ini. Ketika Bulan melintasi Matahari, udara terasa lebih dingin menembus jaket. Pengaruh pada lingkungan dan binatang tercatat tidak signifikan.
Bulan menutup dari sisi bawah kanan |
17 menit kemudian posisi sudah berubah |
Bulan bergerak ke atas kanan |
Walahualam bis sawab
Just Relax!