Membayangkan bagaimana para kesatria dan Raja di tanah Jawa memerintah dan menjalankan tugasnya 300 - 400 tahun yang lalu sungguh memberi nuansa eksoktik luar biasa. Dengan kereta yang ditarik 4 atau 6 atau bahkan 8 ekor kuda, mengadakan jelajah daerah yang masih banyak hutan dan tanpa listrik. Kereta yang dipergunakan bukan sekedar horse drawn carriage seperti zaman wild-wild west tapi bagai Limousin yang mewah. Tidak perlu AC karena waktu itu masih penuh hutan yang pohonnya menyegarkan udara bahkan mungkin breeze dan terasa segar!
Untuk kerajaan Yogyakarta dan Surakarta rata-rata kereta itu diberi nama yang menambah sakral. Nama-nama seperti Kyai Jatayu atau Jongwiyat bisa membuat yang mendengar kuncup hatinya. Untuk mengetahui lebih banyak anda bisa datang ke museum Kereta di Rotowijayan Yogyakarta. Beberapa diantaranya masih bisa ditengarai bikinan Belanda atau Spanyol. Kereta Horse-drawn carriage yang dipergunakan sebagai alat transportasi oleh masyarakat di Yogyakarta dan Solo disebut Andong. Fungsinya seperti taksi. Kalau belum penuh penumpangnya anda bisa menghentikan untuk ikut naik menuju arah yang disetujui. Andong di Yogyakarta masih bisa ditemui dikawasan Kotagede.
|
Kereta dua penumpang dengan dua lentera di kanan-kiri, sangat bagus. |
|
Andong, kereta taksi biasanya ditarik dua kuda. |
|
Kereta khusus kalau keluar dari sanggarnya diserta sesaji tertentu |
|
Steven dari Raja Ampat Papua di depan Kereta |
|
Kereta milik Bapak Basuki, Gamping Yogyakarta sedang dihias dengan Songsong Pusaka |
|
Kalau kusir Andong seperti ini, pasti laris! |
Just Relax!