Senin, 16 Mei 2016

Melihat Bali dari sisi lain

Bali sebagai tujuan wisata nomor satu di Indonesia hampir semua orang tahu, bahkan sangat dikenal oleh para turis dari luar negeri. Biasanya yang menjadi tujuan adalah Legian all night session area bersambung ke pantai Kuta dari pagi sampai matahari tenggelam. Beberapa turis asing sering memilih pantai Benoa untuk menikmati wahana laut. Biro wisata lokal memakai Benoa sebagai destinasi yang tidak ditinggalkan. Pantai Melasti juga mulai banyak dikunjungi, Pantai ini sekarang dikenal dengan nama pantai Pandawa. Nama Pandawa terkesan di cari-cari karena lima tokoh Mahabarata ini memang tidak pernah sampai ke Bali. Secara sosiologis masyarakat sekitar pantai Melasti lebih suka mencari persamaan susahnya memenuhi standar kehidupan yang layak ketika pantai itu belum dibuka sebagai tujuan wisata dengan masa prihatin para tokoh wayang ini. Mereka memakai potret perjuangan para tokoh Mahabarata itu sebagai refleksi diri untuk berjuang mengatasi kesulitan hidup. Sah-sah saja!
Bali Cultural Centre (BCC) di Gianyar, Bali di desain sebagai miniaturnya Bali. Banyak hal bisa dilihat tapi tidak utuh, hanya fragmen budaya, khususnya yang live! Kadang ada yang tidak mendukung tampilan. Berikut ini beberapa foto yang cukup menggelitik :

Body Language Tari Pendet.
Tradisional dan Alat komunikasi!


Tradisi Pendet
Nuansa baru
Sandal jepit, baju dan kaos mengurangi nuansa tempo dulu
Utuh semua corak tradisional
Wayang Lemah baju sang Dalang tidak mendukung
Nebuk traditional rice processing activity but Smartphone?
Nanusin coconut oil processing yang seorang memakai rok harian!
Tampilan memikat di BCC.
Ini juga seni pertunjukan tersendiri
Jangan foto aku, apakah begitu?
Anda bisa menemui tulisan ini di sebuah
Mushalla kecil di jalan menuju Bedugul



Just Relax!