Saya harus
mengatakan sejujurnya, seperti Kinahrejo dan daerah lainnya yang terkena awan
panas gunung Merapi pada bulan Oktober dan November 2010 yang lalu, desa
Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah sekarang hidup dalam kesulitan, bahkan sampai hari ini ketika tulisan ini dibuat Balerante termasuk daerah yang harus dikosongkan. Semua
infrastruktur pendukung kehidupan masyarakatnya rusak diterjang awan panas.
Para petani kehilangan kebunnya, rumah hancur, air sulit. Kehidupannya belum
pulih. Mereka membutuhkan waktu lama untuk kembali pada kehidupan semula.
Semoga mereka tabah.
Balerante
tepat dibawah kaki Merapi pagi itu Minggu 19 Desember 2010 pagi berangin sangat
kencang dan dingin. Tak ada orang dewasa yang bisa berdiri tegak tanpa
bergoyang saat itu sehingga untuk membuat sebuah foto sangat sulit. Pagi
berkabut dan berembun, namun begitu beberapa penduduk nekad bermalam di
sisa-sisa rumahnya yang hancur, gelap tanpa listrik. Tapi bagaimana lagi
keadaan memaksa harus begitu.
Balerante
mempunyai struktur geografis seperti kota peristirahatan, berteras-teras dan
lanskap Klaten atau Yogyakarta akan nampak terbentang dibawah kaki langit
menjadikan sangat indah. Tetapi kini semua bercampur antara keindahan dan duka,
rumah dan desa itu kini tak tampak lagi.
Foto-foto
berikut ini bisa memberi gambaran desa Balerante:
Tak ada
bangunan yang utuh, pohon-pohon brindil tak berdaun!
Kalau malam
saya tidur ditempat ini
Hari-hari
kami sepi
Klaten dan
Yogyakarta dibawah sana
Mengapa tak
dibawa oleh pemiliknya, kemana mereka?
Can't Just Relax!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar