Ini kisah nyata yang saya alami sendiri waktu terjadi erupsi gunung Merapi pada bulan November 2010 yang lalu. Bersama keluarga kami harus mengungsi selama 3 (tiga) minggu di masa bencana itu. Dusun kami terletak 17 km diukur dari puncak Merapi sehingga harus meninggalkan rumah keluar dari area 20km yang ditetapkan. Ada juga beberapa orang yang dengan gagah berani dan tabah (mungkin) tidak mengungsi, tapi itu saya pikir bukan mereka pemberani tapi bodoh atau tidak tahu apa-apa tentang erupsi Merapi dan akibatnya.
Kisah ini saya tulis kembali berdasar rekaman sms yang tercatat di HP. Ketika itu saya menggunakan 3 (tiga) nomor sekaligus untuk memonitor dan meneruskan pesan yang datang dari para relawan. Semoga berguna.
Erupsi besar Merapi mulai 26 Oktober 2010 sampai
tulisan ini dibuat 08 November 2010 belum berhenti, bahkan fluktuasi letusan
tak bisa diprediksi. Korban berjatuhan. Dari data resmi diketahui awan panas
meluncur sampai 12.5 km dari puncak, tetapi fakta dilapangan awan panas yang
meluncur melalui alur sungai Gendol sampai sejauh 15 km. Akibatnya kampung dan
rumah di dusun Bronggang terbakar hangus, korban bergelimpangan. Memilukan!. Clear area dimulai
dari 5 km, kemudian ditingkatkan menjadi 10 km, ditingkatkan lagi menjadi 15
km, kemudian hari berikutnya menjadi 20 km. Akibatnya mengerikan, pos-pos
pengungsian setahap demi setahap dipindahkan ke daerah yang lebih jauh dan
lebih rendah dari puncak. Akumulasinya terjadi pada hari Jumat dini hari
tanggal 05 November 2010, letusan bertubi-tubi mulai jam 24.00 wib, menggelegar
bergemuruh menyeramkan. HT dan alat komunikasi lainnya saling memanggil call
sign para relawan untuk mengirim informasi di pagi buta itu, 36.000 pengungsi
di tarik kebawah diluar clear area 20 km dari puncak memadati stadion sepak
bola Maguwoharjo Sleman. Sirene polisi dan ambulance meraung sepanjang malam
sampai pagi hari berikutnya membuat suasana diantara cemas dan harapan silih berganti.
Untuk mendapatkan gambaran bagaimana gentingnya keadaan saat
itu berikut ini rekaman sms percakapan antara satgas-relawan dengan saya yang
mem forward ke dukuh dan tetua-tetua desa yang bisa dijangkau.
Percakapan
Rabu 03 November 2010:
Miss Yeni, Solo, 00:25 wib:” Ass. Bagaimana bapak
kondisi di rumah Jogja?, semoga baik-baik saja.”
“Ok,
monitor, bantu kami……”
Sore dan malam harinya: (sementara sepanjang pagi dan siang itu Merapi tetap mengamuk)
Bayu, Bengkulu, 16:41:” Bagaimana perkembangan Merapi
pak??? Gimana keadaannya pak??? Jadi ikut khawatir….”
“Kritis, up
date info terus kesini-call satgas terdekat?”
Satgas
xxx,16:52 wib:” Rekan-rekan gunakan jalur alternatif dari Cangkringan ke Solo.
Jalan Kaliurang macet total. Info dari teman-teman relawan….”
Satgas xxx, 16.55 :” Teman-teman tolong jangan naik
dulu. Stand by di ring 15 km. Di Kepuharjo sedang berkonvoi evakuasi menuju
ring aman.”
Bayu,
Bengkulu, 17:12:”Namanya mas Arief…Dia satgas Merapi juga. Sekarang posisinya
di atas. Dia pasti tahu kondisi Merapi….Alumni angkatan 1 Gamping pak.”
“Ok,
monitor-kirim call sign dan nomor ya?!”
Aan, Bantul,
18.05:” Info terakhir dari teman…jarak aman radius 15 km dari puncak, bagaimana
keluarga ngungsi tidak pak?”
“Standby….
siap!”
Miss Yeni,
Solo,18:32:” Radiusnya bertambah bapak menjadi 15 km. Dari tadi siang ada
letusan terus bapak…”
“Ya, bantu
monitor terus…”
Bu Dukuh,
19:19:” Kelihatannya masih aman pak tapi nanti malam kelihatannya perlu
waspada.”
Abi, Yogya,
19:56:” Berita terakhir Metro, banjir lahar dingin sungai Kuning dan Bebeng,
Merapi tertutup kabut.”
Aan, Bantul,
21:03:”Pak di tv one Merapi baru meletus lagi. Pengungsian di km 21
dipindahkan.”
Bu Dukuh,
21:06:” Dari desa belum pernah ada instruksi pak, jadi pas malam itu saya
putuskan sendiri untuk mendorong warga agar waspada pas jam 1 malam itu. Saya
cuma stand by di depan tv. Mari kita saling mengingatkan pak.”
Teguh,
Wates, 21.10:” Pak baru saja saya nonton tv one…?? Zona aman makin ke arah
selatan…Mudah-mudahan tempat bapak dan pak Sur tetap aman, amin.”
Nova,
Bantul, 21:16:” Pak bagaimana keadaan disana?”
Surip gamx,
21.22:” Maaf pak baru bisa balas karena situasi diatas sangat Crowded sampai
sekarang, tapi kalau daerah PPPG/UII sementara masih dalam wilayah aman pak.”
Surip gamx,
21.33:” Ya pak, posisi saya 1.5 km diatas Morolejar.” (Jarak Merapi – Morolejar
kira-kira 12 km, pen)
Teguh,
Wates, 21.40:” Pak maaf mau tanya…Kalau dilihat secara spiritual apa yang sedang
terjadi?, apa Merapi dan Kraton sudah tidak harmonis…?”
Haryanto, Gmping, 22.08.:”Bagaimana pak sikon tempat bapak? Silahkan ngungsi dirumah saya.”
Agung
Riyadi, 22:08.:”Ya pak, apa yang bisa saya bantu pak..?”
Miss Eti,
Yogya,22:31.:” Jika di Yogya keadaan masih aman tapi kalau kawasan merapi kabar
terakhir tadi meletus lagi. Bapak dan keluarga bagaimana?”
Miss Ari,
Solo, 22.43.:” Malam pak Riz, bagaimana kondisinya Yogya sekarang?”
Surip gamx,
22.59.:” Sementara bertahan dulu pak, tapi siap-siap karena areal pelan-pelan
makin luas, jauhi alur sungai pak.”
Agung
Riyadi, 23.03.:” Siap pak, kapan nanti saya bantu.”
Bahij,
Bantul, 23.06.:” Jalan Kaliurang padat. Banyak bis dan angkot kebut-kebutan
turun, pak. Pak bisa minta nomor Arip Surip?”
Surip gamx,
23.07.:”Sementara Sungai Kuning mulai Kaliurang kebawah masih aman tetapi tetap
ada peluang awan panas masuk alur, tenang dulu sambil pantau kondisi lingkungan
jangan terpancing isu kecuali ada himbauan dari petugas, lebih baik siaga dulu
pak tetap prioritaskan anak-anak, ibu dan orang tua pak.”
Agung
Riyadi, 23:06.:” Station apa bak terbuka pak? Apa langsung saya naik sekarang?”
Surip gamx,
23:25.:” Siaga saja pak, kalau bisa kumpulkan dalam 1 lokasi biar kalau darurat
cepat evakuasinya. Barak Hargo sudah mulai dikosongkan turun ke Pakem.”
Malam itu 2 (dua) kendaraan pick up dan Jip bersama bebrapa motor relawan melewatkan malam. siaga, dirumah saya dengan berdebar dan suasan tak menentu.
……….setelah
itu suasana mereda………..sampai pagi berikutnya……..
Percakapan
Kamis 04 November 2010:
Bahij,
Bantul.,01:26.:” Bagaimana keadaan terakhir Merapi pak? Ada kabar apa dari
Arip?”
"Kritis,
belum tahu..”
Mr.X,
05:07.:” Saya sampai lapangan lihat utara, Wedhus gembelnya menjulang tinggi.”
Angga,
05:45.:” Kondisi wedhus gembel dari lapangan menyeramkan……”
“Saya
kesana!”
Aan, Bantul,
07:47.:” Merapi keluar awan panas lagi jam 06.00an.”
Relawan
mengamati dari Klidon Sukoharjo Ngaglik Sleman 17 km dari puncak!
Habieb,
Batam, 08:49:” Radius titik aman minimal 15 km dari puncak pak.”
“Ya…”
……..suasana
semakin tak menentu, anak-anak sekolah hari itu mulai dipulangkan lebih awal……..
Angga,
Yogya, 13:29:” Pak atas bagaimana? Pakualaman dari tadi hujan diserati kilat….”
Nova,
Bantul, 16:25.:”Siap pak! Apa sudah ngungsi pak?”
“Monitor,
kirim 8 orang kesini!”
Nova,
Bantul, 16:30.:” Ok pak!
“Yang piket
semalam suruh naik lagi…”
Nova,
Bantul, 16:32.:” Siap pak!
Agung
Riyadi, 16:32.:” Ok pak!
Bahij,
Bantul, 18:06.:” Ada info apa pak dari Arif Surip?”
Miss Yeni,
Solo, 18:42:” Kondisi merapi masih awas bapak.”
Bu Dukuh,
18:45.:” Info terakhir hujan abu di Pakem Pak!”
Miss Yeni,
Solo, 18:47.:” Bapak mengungsi? Kalau darurat ke Solo bapak. disini alhamdulillah
aman bapak!”
“Monitor
Yen, kami pertimbangkan!”
Miss Yeni,
Solo, 18:48.:” Baik bapak.”
Maryanto,
18:59.:” Maaf pak, apa Merapi makin mengkhawatirkan untuk kampung kita pak?,
terimakasih!”
Maryanto,
19:04.:” Tapi kalau bapak punya feelling tidak aman dan mau mengungsikan
keluarga, saya juga sementara mau pindah, pak.”
Maryanto,
19:05.:” Ok Pak Terimakasih.”
Angga,
Yogya, 19:24.:” Kabar dari HT Merapi mengeluarkan lava pijar, dilihat dari
Ketep Pass dan kabar terkini hujan pasir sampai Turi dan abu sampai kota…”
Nova,
Bantul, 19:25.:” 15 menit lagi sampai 5 orang.”
Angga,
Yogya, 19:25.:” Yang ke selatan luncuran ke arah Gendol.”
Melihat suasana yang semakin mencekam dengan berat hati akhirnya saya memutuskan untuk meninggalkan kampung halaman menuju ke Kotagede,Yogyakarta. Kira-kira 25km dari puncak.
“We move to
YK”
Angga,
Yogya, 19:31.:” Ya pak, saya tunggu kabarnya..”
Cahya,
Purwomartani, 20:07.:” Suara gemludug ini tidak hilang-hilang dari mana ya?”
Miss Ari,
Solo. 23:04.:” Bagaimana keadaan Yogya pak Riz?”
“Gawat..!”
Miss Ari,
Solo, 23:20.:”Berarti itu menunggu puncak meletusnya ya pak?” (Saya tidak menjawab pertanyaan ini karena malam itu suasana sulit digambarkan karena sangat mencekam. Sampai akhirnya relawan mengingatkan saya.)
Surip gamx,
23:49.:” Siaga pak, gempa dan dentuman sudah 4 jam makin gencar. Daerah
Srumbung dari jam 8 hujan pasir tidak henti-henti.”
Cahya,
Purwomartani.23:56:”Gemuruh ternyata dari Merapi sampai menggetarkan pintu
rumah.” (Jarak Merapi – Purwomartani kira-kira 20 km, pen)
Pos Swasta
Kotagede.23:57:”Cepat turun keluar ring 25, ke Pakel”.( Malam itu pengungsian menyemut sepanjang jalan, jarak 2 km bisa ditempuh lebih dari 1 jam!)
Surip gamx,
23:59.:” Kami juga sudah ditarik turun sekarang di perum Pamungkas, kondisi
jalan crowded, begitu, karena warga yang dari atas turun semua.” (Jarak Perum
Pamungkas – Merapi kira-kira 15 km, pen)
Relawan
siaga sepanjang malam di Kotagede, tapi malam call sign jam 02.00 pagi
meminta mereka membantu para pengungsi yang sudah masuk kota Yogyakarta
meminta mereka membantu para pengungsi yang sudah masuk kota Yogyakarta
Percakapan Jumat
05 November 2010:
Surip gamx,,
00:05.:” Gemuruh dan gempa hebat pak…!”
Miss Eti,
Yogya, 00:13.:”Bagamana situasi dan kondisi di tempat bapak?”
Bu Dukuh,
00:14.:” Sampai jam ini belum ada info pak, saya benar-benar tegang, ini pak
anak-anak tidak bisa tidur.”
“Cepat tarik
mundur info sudah saya berikan!”
Surip gamx,
00.31.:” Jangkauan bahaya diperluas radius 20 km, ungsikan keluarga sekarang
juga pak!!”
Aan, Bantul,
00:32.:” Pengungsian Hargobinangun di tarik kebawah, sudah terjadi hujan pasir
dan abu…terdengar suara gemuruh…”
Nova,
Bantul, 00:33:” Rumah utara ada yang jaga tidak pak?, sekarang yang ikut bapak
siapa?”
“12 pengawal
siap di Kotagede”
Angga,
Yogya, 00:36.:” Dari setengah jam lalu Merapi mengeluarkan rentetan suara
dentuman keras diserati hujan abu.”
Aan, Bantul,
00:39.:” Di posko bagaimana bos?”
“Strezz…,
siaga satu, hujan pasir disini” (Yang dimaksud disini adalah di
Kotagede, tempat kami mengungsi, jarak dari Merapi kira-kira 25 km lebih, pen)
Nova,
Bantul, 00:47.:” Penduduk kampung bapak sudah ngungsi atau bagaimana?”
Aan, Bantul,
00:49.:” Teman saya sudah pada turun pak, info awan panas sampai 12 km, pos
yang mungkin aman sampai UII.”
Surip gamx,
00:49,:” Pakem hujan krikil.”
Aan, Bantul,
01.01.:” Pengungsi yang diatas termasuk yang Pakem sudah di Stadion
Maguwoharjo, hujan krikil di UII, hujan pasir sampai rumah saya.”
Sur,
Mindi.01.08:” Pak, Mindi hujan krikil.”
Angga,
Yogya 01.10.:” Hyatt hujan pasir……..”
Maryanto,
03.22.:” Mindi bubar pak pada ngungsi semua, saya ke Bantul pak.”
Bayu,
Bengkulu, 03.51.:” Gimana perkembagan sekarang pak?”
Bayu,
Bengkulu, 03:59.:”Tapi tak ada korban kan pak? ada apa kok merapi begitu
ganas?”
Bahij,
Bantul, 04:17.:” Bagaimana daerah bapak? Ring road macet dini hari!”
Miss Dita,
Tangerang, 05:42.:” Pak bagaimana keadaan disana?! hati-hati ya pak!”
Percakapan
selanjutnya merupakan anti klimak dari malam sebelumnya, umumnya menanyakan
keselamatan dan kesehatan, Ya Allah berikan kesabaran pada hati kami, amin!
Foto berikut
ini bisa menjadi gambaran suasana Merapi:
Letusan 4 November 2010 pagi |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar